Translate

Minggu, 27 September 2020

Kristus yang terpinggirkan


Sumber gambar:

Instagram naked pastor https://instagram.com/nakedpastor?igshid=yiabq2bfnse


    Pada awal perkembangan kekeristenan abad ke-4 Romawi, dalam kepemimpinan Konstantinus 1 (Konstantinus Agung), megadopsi pengajaran kekristenan untuk menggeser pengajaran paganisme, ketika itu gereja berubah dari gereja persekutuan yang tertindas menjadi gereja imperial. Pada abad 325 menghimpun konsili Necea yang pertama, dan menyatakan iman melalui Kredo Necea. Yang sampai saat ini hasil konsili Nesia masih dipegang oleh gereja-gereja dan makna kristologis yang tertuang didalamnya adalah :

"Dan kepada Yesus Kristus,AnakNya yang tunggal, Tuhan kita, yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anakdara Maria, yang menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut, pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati, naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang mahakuasa, dan akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati."

gereja hanya menekankan pada kelahiran-Nya, pengorbanan-Nya di kayu salib sebagai karya penebusan dosa, dan kebangkitannya serta kedatangannya yang kedua untuk menghakimi yang hidup dan yang mati, lantas gereja hanya menekankan pada kelahiran Yesus daripada keinsanian Yesus Kristus (Murray, 2012: 63). Menurut Stuart Murray dalam bukunya "The Naked Anabaptist" (Anabaptist yang telanjang):

"Ajaran-ajaran Yesus bukan persoalan satu-satunya. Yang lebih aneh adalah gaya hidup-Nya, hasrat-Nya terhadap keadilan, konfrontasi-konfrontasi-Nya dengan kaum kaya dan kuasa, kepedulian-Nya kepada kaum yang terbuang dan tertindas, penolakan-Nya untuk menyokong norma-norma sosial dan peran-peran gender tradisional."

     Pengajaran Yesus yang mulai ditinggalkan dengan doktrin-doktrin dan pengajaran gereja imperial yang menjunjung tinggi peraturan serta jabatan klerus, sehingga pengajaran-pengajaran Yesus Kristus hanya berporos pada dogmatis. Dimana gereja meninggalkan gerja bergerak dengan pengajara kelahiran dan karya penebusannya, akan tetapi melupakan praktik kehidupan Yesus Kristus terpinggirkan, dalam praktik penerapannya, bila tidak dalam teori - dalam sejarah gereja dan warisannya yang problematis. Kita pasti pernah mengalami hanya hanya berpusat untuk menyembah-Nya tanpa mengikut-Nya mempraktekkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Palmer Becker :

"Disegala waktu dan disegala tempat para pengikut Yesus harus menyatakan kesetiaan tertinggi mereka kepada Allah sebagaimana dikenal dalam Yesus Kristus mereka harus selalu bertanggung jawab secara pribadi atas tindakan-tindakan mereka. Para pengikut Kristus pertama dan terutama adalah warga-warga kerajaan Allah, yang kepadanya wajib setia, mereka juga warga pemerintahan sekuler yang kepadanya mereka memberi penghormatan, tetapi bukan ketaatan total yang mutlak. Yesus memerintahkan pengikutnya untuk "mencari terlebih dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya" (Matius 6:33). Ketika kita gagal memberikan kekuasaan mutlak kita kepada Yesus dan kerajaan-Nya kita perlu pengampunan."

  Kesetiaan kepda Yesus Kristus dan ajarannya sering kali disisihkan dengan loyalitas sepenuhnya diluar Yesus dan ajaran-Nya seperti halnya gereja imperial meletakkan loyalitas sepenuhnya pada kerajaan seperti halnya penyalah artian dari lambang salib sebagai loyalitas sepenuhnya dalam mengangkat senjata loyalitas seperti itu ditunjukan dengan keikut sertaan dalam militer dengan doktrin perang suci (holy war). Sebaliknya kita harus kembali kepada hakekat persekutuan mula-mula atau gereja mula-mula. Seperti yang dikemukakan oleh Arnold C. Snyder :

"Yesus adalah teladan, guru, sahabat, penebus, dan Tuhan kita. Dia adalah sumber kehidupan kita, titik-acu sentral bagi iman dan gaya hidup kita, bagi pemahaman kita tentang gereja, dan keterlibatan kita dalam masyarakat kami berkomitmen untuk mengikuti Yesus sebagai mana kami juga menyembah-Nya."

    Kehidupan kaum Anabaptist yang mana berpusat pada Yesus Kristus sebagai pusat (Kristosentris) dimana panggilan yang teguh untuk mengikuti Yesus. Hidup dalam kemuridan adalam menafsirkan kemabali Alkitab dalam laku hidup sehari-hari dalam mengikut Yesus dan menikmati penderitanya sebagai bagian konsekuensi mengikut Yesus. Kembali kepada Injil-Injil dan menemukan Yesus yang radikal, mengatakan "Yesus sebagai Tuhan" sama pentingnya "Yesus adalah juruselamat" Yesus harus menjadi standar baik bagi etika personal maupun etika sosial kita. Kehidupan Kristen adalah kehidupan persekutuan dimana komitmen individu kepada yang lain dalam komunitas, karena komunitas (persekutuan) adalah pusat hidup orang percaya. Yesus bukan hanya dihayati dari sisi hitoris akan tetapi dihayati pula dalam sisi praksis dalam komunitas.

RAS, ETNIS, DAN GENDER

(Kejadian 1-2; Keluaran 22:21; Lukas 10:25-36; Roma 10:12;)  Pendidikan Agama Kristen dan Budipekerti Kelas XII  Tujuan Pembelajaran  Mengan...