Translate

Senin, 03 November 2025

MENJADI PEMBAWA DAMAI SEJAHTERA

BAB VIII MENJADI PEMBAWA DAMAI SEJAHTERA

(Yakobus 3:13-18; Matius 5:9)

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti XII 

Tujuan Pembelajaran :

1.       Siswa menjelaskan karakter sebagai pembawa damai.

2.       Siswa memahami damai sejahtera dalam perspektif Alkitabiah dan Bentuk penerapan dalam hidup.

3.       Siswa menjadi pembawa damai

Sepanjang sejarah manusia dan dunia kita tahu bahwa seringkali terjadi konflik, peperangan maupun perselisihan antar negara, antar bangsa bahkan dalam keluarga sendiripun tak mustahil terjadi konflik dan permusuhan. Kehidupan disekitar kita tidak selalu berjalan baik dan damai, konflik membayang bayangi kehidupan manusia diberbagai level dan konteks. Oleh karena itu pembelajaran mengenai perdamaian dan menjadi pembawa damai dalam kehidupan amat dibutuhkan oleh remaja. Terutama ketika kamu diperhadapkan dengan berbagai pilhan hidup. Dikalangan remaja masa kini, tawuran menjadi salah satu masalah crusial yang membawa musibah bagi kehidupan mereka. Sudah banyak peristiwa terjadi, banyak kasus terjadi yang memakan korban jiwa dikalangan remajaq akibat konflik dan tawuran. Remaja masa kini menghadapi tekanan dan persoalan-persoalan yang terkadang membuat mereka stress dan mengambil jalan pintas ataupun memilih menyelesaikan persoalan melalui cara kekerasan bukan jalan damai. Jiwa muda dan pembentukan karakter yang masih belum dewasa menyebabkan emosi mereka cepat tersulut.

Melalui pembelajaran ini kamu diharapkan dapat memahami tugas orang kristen sebagai pembawa damai sejahtera dimanapun berada. bahwa solidaritas diantara sesama teman adalah sikap terpuji namun solidaritas harus diletakkan pada porsinya. Misalnya dalam membela teman hendaknya remaja bersikap kritis dan objektif, jika temannya bersalah maka ia memiliki tanggung jawab untuk menegur dan meluruskannya bukannya malahan menunjukkan solidaritas dengan turut berkonflik dengan orang lain demi membela teman. Bahwa bela rasa terhadap teman harus diletakkan pada prosinya sehingga ia tidak perlu ikut tawuran demi membela teman.

Makna Menjadi Pembawa Damai Sejahtera 

Pada pelajaran sebelumnya telah dipelajari mengenai damai sejahtera menurut Alkitab. Kini akan dikaji topik menjadi pembawa damai sejahtera. Apa artinya menjadi pembawa damai? Pertama, mari kita lihat apa arti perdamaian. Di dalam Alkitab, kata ini memiliki beberapa arti yang berbeda. kedamaian berkaitan dengan perasaan sejahtera dalam semua aspek kehidupan kita. Kadang-kadang digambarkan sebagai perasaan harmoni atau ketenangan. Dalam Perjanjian Lama, orang Israel menyadari bahwa perdamaian adalah anugerah dari Tuhan. Ada cerita bagus di dalam Kitab Hakim-Hakim yang menggambarkan realisasi ini.

Pada Kitab Hakim-Hakim diceritakan bahwa orang Israel sedang diteror oleh orang Midian karena mereka menyinggung Tuhan. Misalnya, segera setelah orang Israel selesai menabur ladang mereka, orang Midian akan menyerbu dan menghancurkan hasil bumi dan bahkan ternaknya. Orang Israel tidak memiliki apa-apa untuk makan, dan mereka akan sengsara tanpa makanan. Mereka meminta bantuan Tuhan. Tuhan memilih Gideon untuk menolong mereka.

Allah memilih Gideon

Allah memilih Gideon, anggota keluarga termuda dan paling tidak penting dalam keluarga Manasye. untuk menyelamatkan Israel dari orang Midian. Setelah banyak protes, Gideon mendengarkan Tuhan, karena Tuhan berjanji bahwa dia akan bersama Gideon dan akan memberinya kekuatan, “Tenanglah, jangan takut. Kamu tidak akan mati. Dalam “ Hakim-Hakim 6:23 Gideon membangun sebuah mezbah untuk Tuhan dan menyebutnya Yahwehshalom , yang berarti “Tuhan adalah damai.” Gideon berhadapan langsung dengan Tuhan perdamaian, yang bisa mengubah yang terendah dari yang rendah menjadi pemimpin yang hebat. Gideon menyelamatkan Israel dari orang Midian dan membawa perdamaian ke negeri itu. Kisah ini memperlihatkan pada kita bahwa orang Israel menyadari bahwa Tuhan adalah sumber perdamaian, bahwa Tuhan memberdayakan kita untuk menjadi pembawa damai. Terkadang kita mungkin merasa tidak penting, kita bukan siapa-siapa seperti yang pada mulanya dirasakan oleh Gideon. Apalagi ketika masalah yang dihadapi sangat besar: hubungan keluarga yang berada dalam dalam konflik, hubungan antar teman, kekerasan dalam komunitas kita, atau kemiskinan dan kelaparan. Tidak ada jawaban yang mudah untuk masalah ini. Terkadang karena tuntutan keadaan seseorang harus tampil sebagai “pembawa damai, pembawa kebaikan” bagi sesama. Ada orang-orang yang memang memiliki talenta itu, namun ada orang-orang yang dibentuk oleh situasi dan kondisi tertentu sebagaimana yang dialami oleh Gideon. Meskipun demikian, orang beriman harus memiliki keyakinan bahwa hidupnya didunia ini bukanlah hidup tanpa makna karena kita dititpkan “misi” untuk melakukan semua yang baik dalam hidup terutama menjadi pembawa damai bukan menjadi provokator.

Terkadang kita dipanggil untuk menangani masalah secara besarbesaran.Ada seorang anak laki-laki berusia 12 tahun bernama Craig Kielburger dari Canada memulai sebuah organisasi dengan saudara laki-lakinya dan beberapa temannya untuk membantu anak-anak di seluruh dunia yang dieksploitasi dalam dunia kerja. Dia memulai aktifitasnya dengan keyakinan yang besar bahwa apa yang dilakukannya adalah demi kepentingan orang banyak. Craig ingin menunjukkan kasihnya pada sesama. Ia dan saudara lakilakinya dan beberapa temannya mendirikan sebuah organisasi kemanusiaan yang kini ada di 45 negara. Untuk menjadi pembawa damai, remaja kristen tidak harus melakukan hal-hal spectakuler sebagaimana nyang dilakukan oleh Craig Kiehlburger dan sauadaranya. Kita bisa memulai dari hal-hal kecil dan sederhana.

Tuliskan Responmu disini

Menjadi Pembawa Damai Sejahtera Dalam Alkitab

Bagaimana remaja dapat menjadi pembawa damai? Bagaimana remaja kristen dapat membantu megembangkan kesejahteraan dan harmoni dalam hidup masing-masing dan keluarga? Masalah sosial apa yang membuat remaja ingin membuat perubahan? Perubahan dan damai harus dimulai dari diri sendiri hanya pribadi yang damai yang dapat menjadi pembawa damai. Dalam Matius 5:9 Yesus berkata: “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” Beberapa ayat kemudian, Yesus memerintahkan pengikut-Nya untuk berdamai dahulu dengan orangorang yang kita musuhi barulah beribadah kepada-Nya (Matius 5: 21- 26). Bahkan perintah Yesus selanjutnya adalah: “Kasihilah musuh mu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”, agar kita menjadi seperti Bapa kita di surga yang menyediakan sinar matahari dan hujan kepada orang benar dan yang tidak benar (5: 43-45). Singkatnya, anakanak Tuhan adalah mereka yang mendamaikan. Tapi apa maksudnya itu? Yakobus 3: 13-18 memberikan jawaban yang sangat jelas:

Siapakah diantara kalian yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yang baik menyatakan perbuatannya yang oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan. Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran. Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia , dari nafsu manusia, dari setan-setan. Sebab dimana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.


Karakter Orang Yang Menjadi Pembawa Damai Sejahtera

Dalam Matius 5:9 Yesus berkata:“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” Beberapa ayat kemudian (Matius 5:22-25) , Yesus memerintahkan untuk berdamai dengan saudara atau sesama sebelum kita beribadah. Artinya, hubungan manusia dengan Allah tidak dapat berlangsung dengan baik jika hubungan manusia dengan sesama buruk, terutama dalam kaitannya dengan “perdamaian”. Setelah memerintahkan untuk berdamai dengan saudara dan sesama, pada ayat selanjutnya Yesus minta untuk “mengasihi musuh” dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita, agar kita menjadi seperti Bapa kita di surga yang menyediakan sinar matahari dan hujan kepada orang benar dan yang tidak benar (5: 43-45). Singkatnya, anak-anak Tuhan adalah mereka yang mendamaikan. Tapi apa maksudnya itu? Yakobus 3: 13-18 memberikan jawaban yang sangat jelas:

Siapakah diantara kalian yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yang baik menyatakan perbuatannya yang oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan. Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran. Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia , dari nafsu manusia, dari setan-setan. Sebab dimana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buahbuah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.

Menurut Surat Yakobus 3:13-18, adapun karakter sang pendamai adalah sebagai berikut:

1. Kemurnian moral.

Karena asal mula perselisihan manusia dan perpecahan antarpribadi adalah dosa. Bandingkan cerita Kain dan Habel, Kain membunuh Habel karena Allah menerima persembahan Habel sedangkan persembahan Kain ditolak. Karena sakit hati dan dengki, Kain pun membunuh Habel adiknya. Tidak peduli seberapa kompak suatu hubungan yang kelihatan tampak mata, pasti akan selalu ada konflik. Sebaliknya, kemurnian dan ketulusan hati akan selalu mendatangkan kedamaian, karena hati yang murni tidak akan memberi tempat pada konflik dan perpecahan. Tidak mengherankan, jika perdamaian disertai oleh kemurnian dan ketulusan hati. lihat Mat 5: 8 dan 5: 9). Jika seseorang ingin menjadi pembawa damai, ia harus memiliki kemurnian hati. Kemurnian hati yang telah dibasuh oleh darah Kristus dan yang secara teratur dimurnikan oleh Firman Tuhan.

Tulis Pendapatmu di sini


2. Damai.

Rasa damai dikuti oleh hati yang tenang dan penguasaan diri yang tinggi. Manusia yang damai adalah manusia yang tidak membiarkan emosi menguasai dirinya. Ada semangat yang bertumbuh dalam kelembutan, kesabaran, dan kebaikan. Tidak mengherankan, dalam urutan Ucapan Bahagia, kemurnian hati (ayat 8), kemurahan hati (ayat 7), lapar dan haus akan kebenaran (ayat 6), lemah lembut(ayat 5) dan belas kasihan, miskin dihadapan Allah (ayat 3) semua mendahului panggilan untuk menjadi pembawa damai pada ayat 9. Ucapan bahagia ditutup dengan kata “bersuka cita” kelengkapan dari damai adalah suka cita. Damai sejahtera dan suka cita selalu saling menopang begitu sebaliknya dalam suka cita pasti ada perdamaian.

Tulis Pendapatmu di sini


3. Lembut.

Kelemahlembutan juga diperlukan untuk berdamai. Kelembutan adalah buah Roh (Gal 5: 22-23) dan pemberian dari Yesus Kristus. Yesus sendiri mencontohkan roh yang lembut (Mat 11: 28-30) dan ketika murid-muridnya mengikuti dia, dia meletakkan kuknya ke atas mereka, agar mereka dapat belajar untuk menjadi lembut (atau lemah lembut). Kelembutan mirip dengan kedamaian, tapi tidak persis sama.Yang terakhir terdiri dari sikap pribadi; yang pertama berhubungan dengan cara seorang Kristen menanggapi tantangan atau serangan. Untuk menjadi pembawa damai, kita harus belajar menerima pukulan, tanpa membalas pukulan.

Tuliskan Pendapatmu di sini


4. Bersikap terbuka dan membela kebenaran

Keterbukaan adalah kesediaan untuk menerima orang lain apa adanya tanpa memandang perbedaan latar belakang.

            Kitab Suci memanggil para pengikut Kristus untuk membela kebenaran. Pembawa damai bukanlah seseorang yang menghindari konflik dengan cara apa pun; mereka adalah orang-orang yang berusaha untuk menjadi orang yang suka damai dan untuk mengumumkan Injil kedamaian. Mereka bersedia untuk mendengarkan terlebih dahulu dan berusaha untuk memahami. Jadi, mereka terbuka untuk mendengarkan tetapi mereka tidak mau menyimpang dari jalan kebenaran Injil. Terkadang untuk menjadi pendamai seseorang bisa dimusuhi oleh berbagai pihak namun niat baik dan tekad yang tulus akan membawa kita pada kebaikan dan mereka yang memusuhi pada akhirnya akan mengerti.

            Pembawa damai harus selalu mengatakan kebenaran dalam cinta. Seringkali, untuk mempertahankan kebenaran, kita mungkin perlu mengunjungi kembali “lawan” kita dan meminta pengampunan untuk kesalahan kita sendiri. Namun, kita tidak pernah bisa menyangkal kebenaran demi perdamaian. Kedamaian yang datang dengan mengorbankan kebenaran hanyalah kedamaian palsu. Karena itu, kita harus mencari kebenaran untuk mengejar perdamaian. Artinya, perdamaian harus dibangun diatas kebenaran.

 Tuliskan Pendapatmu di sini


5. Penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik.

Memiliki kedamaian dan berdamai tidaklah sama. Tuhan berjanji kepada anak-anaknya bahwa kita mungkin mengalami kedamaian. Yesaya 26: 3 mengatakan mereka yang menjaga pikiran mereka pada Tuhan, Tuhan akan menjaga damai yang sempurna. Seorang pembawa damai adalah mereka yang penuh belas kasihan dan kebaikan. Mereka pro aktif dalam mengupayakan perdamaian. Jadi tindakan belas kasihan diperlukan untuk meredakan amarah yang mungkin dimiliki seseorang; tindakan belas kasih juga memperkuat cinta kita untuk orang lain.

Tulis Pendapatmu di sini


6. Tidak memihak dan tulus.

Seorang pendamai tidak boleh berpihak pada salah satu kubu atau orang. Pendamai berpihak pada kebenaran bukan pada orangnya. Pendamai memiliki hati yang diatur oleh Roh Kebenaran. Hanya ketika kita dipimpin oleh Roh kita dapat membuat penilaian yang adil dan benar bukan menurut diri kita sendiri dan suka dan tidak suka. Jika kita ingin menjadi pembawa damai, kita harus secara teratur menyerahkan diri kita kepada Tuhan. Sebagaimana telah disebutkan diatas, tanpa kemurnian hati, kita tidak bisa tulus. Dan tanpa pengabdian yang sederhana dan tulus kepada Tuhan, kita akan berpihak dan dengan demikian tidak dapat memelihara perdamaian.

Tulis Penddapatmu di sini


7. Bersedia bersabar

Kesabaran bukanlah istilah yang ditemukan dalam Yakobus 3, tetapi ini adalah prinsip yang diturunkan dari ayat 18: “Dan panen kebenaran ditaburkan dengan damai oleh mereka yang membuat perdamaian.” Singkatnya, perdamaian tidak segera terjadi. Dalam dunia ini banyak hal membutuhkan waktu untuk sembuh dan terkadang luka-luka bathin karena perselisihan, konflik dan kekerasan sering kali meninggalkan bekas yang mendalam dan akan selalu menimbulkan rasa sakit. Oleh karena itu membutuhkan waktu untuk penyembuahan, apalagi perdamaian, manusia membutuhkan waktu jeda untuk memulihkan luka-luka bathin, kemarahan, kekecewaan dll. Ada sebuah lagu yang indah “ waktu Tuhan pasti yang terbaik” sebagaimana bunyi lagu tersebut, begitu pula upaya perdamaian, membutuhkan waktu. Seorang pembawa damai akan bersabar menanti kepenuhan waktu Tuhan untuk terciptanya rekonsiliasi dan perdamaian.

Tulis Pendapatmu di sini


8. Tumbuh dari Injil.

Terakhir, pembawa damai sejahtera adalah seseorang yang menabur dalam damai. Ketika kita dipimpin oleh Roh Kristus dan hikmat yang datang dari atas, maka kita akan mencari kedamaian yang selaras dengan Injil. Lebih sederhananya lagi, kedamaian sejati tumbuh dari benih Injil. Dengan kata lain, dengan kekudusan, kedamaian, kelembutan, keyakinan teguh dan telinga terbuka untuk mendengar, pembawa damai akan bertindak dengan belas kasihan, ketidakberpihakan, dan ketulusan. Hasil dari tindakan tersebut akan memulihkan hubungan yang rusak dan menjadi model bagi orang lain semacam kehidupan yang bertekad untuk tidak merusak perdamaian.

Secara keseluruhan, sifat terakhir ini adalah landasan dan batu penjuru bagi yang lainnya. Beberapa karakter pembawa damai yang telah disebutkan sebelumnya merupakan hasil dari ajaran iman yang datang dari dalam Alkitab dan yang dikuatkan oleh Roh untuk berjalan sesuai dengan isi Alkitab. Bahwa Injil Kerajaan Allah menghasilkan pengaruh yang luar biasa pada mereka yang benar-benar percaya, tetapi perdamaian harus menjadi salah satu yang paling terlihat dan menarik bagi dunia. Mengapa? Melalui perdamaian itu menjadi nyata bahwa pengikut Kristus adalah manusia-manusia cinta damai.

Di dunia yang tidak bersahabat ini, semoga kita berjalan sebagai pembawa damai, sehingga Kristus mendapatkan semua kemuliaan. Karena sebenarnya, dia sendiri yang bisa membuat perdamaian abadi.

Tulis Pendapatmu di sini


Tugas : Unduh disini


Makna Damai Sejahtera Bagi Tiap Orang

Rasanya semua orang memimpikan hidup dalam damai. Kita dapat membuat catatan alasan kita tidak merasa damai dan catatan itu pasti amat panjang. Ada berbagai alasan yang menyebabkan rasa damai hilang dari kehidupan. Siapa manusia yang tidak ingin hidup dalam damai? Rasanya nyaman bukan, jika hidup kita adem, semua hal berjalan lancar sesuai rencana, sejalan dengan semua impian dan keinginan kita. Tapi sayang sekali hidup tidak selalu berjalan menurut apa yang kita kehendaki. Penulis Kitab Pengkhotbah menulis bahwa untuk segala sesuatu ada waktunya.

Bahwa berbagai peristiwa datang silih berganti dalam hidup, ada yang membawa suka cita dan keberuntungan, ada yang membawa mala petaka ataupun kerusakan dan kepedihan, konflik dan perpecahan. Itulah dinamika hidup, Yakobus 3:13-18 menulis tentang bagaimana kita harus menghadapi hidup ini. Kita dilarang untuk membenci, hidup orang percaya haruslah berhikmat, berbudi dan bijak. Itulah landasan untuk hidup damai. Bagi guru PAK sendiri, apa makna materi ini bagi Anda? Sebelum menyampaikannya pada siswa guru PAK harus terlebih dahulu merenungkan makna materi ini dan membandingkan dengan hidupnya. Apakah telah bersikap sebagai pendamai diantara sesama teman guru PAK? Dalam relasi dengan siswa dan orang tuanya? Dalam kehidupan berkeluarga? Tiap-tiap orang dapat mengevaluasi diri sendiri berdasarkan paparan karakter sang pendamai sebagaimana tercantum dalam Yakobus 3:13- 18. Menjadi pembawa damai merupakan intisari dari seluruh pembelajaran PAK di sekolah dari SD sampai dengan SMA.

Menjadi pembawa damai sejahtera merupakan indikator utama yang menjadi ukuran keberhasilan pembelajaran PAK di sekolah. Anak-anak dan remaja Kristen di Indonesia hendaklah menjadi remaja yang “cinta damai” dan yang pro aktif sebagai “pembawa damai sejahtera” dimanapun kita berada. Yesus pun mengatakan: “Damai Sejahtera Bagi mu...Damai Sejahtera Ku , Kutinggalkan bagi mu” sebuah ungkapan yang merupakan warisan iman bagi kita semua, sekaligus perintah supaya tiap orang beriman yang mengaku percaya pada Kristus harus menjadi pembawa damai sejahtera. Apakah menjadi pembawa damai berarti harus terus mengalah dan membiarkan dibully dan didakiti orang? Tidak juga. Keadilan dan kebenaran harus kita perjuangkan tapi dengan cara yang baik yang sesuai dengan berbagai prosedur dan terutama dengan cara damai.


Belajar dari Lagu

Tahukah kamu lagu “Rindukan Damai” oleh Gigi ini? Kalau tahu, cobalah nyanyikan bersama-sama di kelas, dipimpin oleh gurumu. Jika kalian tidak hafal lagu ini bisa diganti dengan lagu yang lain yaa... Klik untuk dengarkan lagu

Kesan apa yang kamu peroleh dari lagu karya Dewa Budjana dari kelompok Gigi di atas? Apa yang dimaksudkan ketika nyanyian itu mengatakan “Kita semua saling bersaudara”? Bukankah ini sebuah pernyataan yang sangat dalam maknanya? Kesaksian Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa kita mempunyai satu nenek moyang yang sama, yaitu Adam dan Hawa. Itu berarti bahwa siapapun juga manusia yang kita jumpai, sebetulnya dia adalah saudara kita sendiri. Lalu, apa sebabnya kita berperang? Mengapa manusia sulit sekali hidup dalam perdamaian? Apakah manusia sudah tidak bisa lagi saling mengasihi?

Pada pelajaran lalu, ada penugasan yang diberikan pada kalian, yaitu menyusun tindakan untuk menjadi pembawa damai sejahtera. Coba kalian lihat kembali langkah-langkah yang sudah dibuat, apakah realistik dan dapat diterapkan? Jika belum, kalian dapat menyempurnakannya. Minta bantuan orang tua atau mereka yang lebih tua untuk membahas langkahlangkah tersebut bersama. Orang tua dan guru akan memberikan penghargaan terhadap tekad kalian. Selesai pembelajaran, ketika akan tidur pada malam hari, berdoalah dengan sungguh-sungguh dan minta Allah mengirimkan Roh Kudus agar membaharui kalian dan memampukan untuk mewujudkannya dalam hidup. Selamat Menjadi Pembawa damai. Salam hangat dan kasih dari saya, Pdt.Janse Belandina Non. Yakinlah..kalian mampu menjadi pembawa damai dalam kehidupan. Tuhan memberkati.

Refleksi 

 Perdamaian – dan juga kasih – adalah tindakan, bukan kata benda. Artinya, untuk mewujudkan perdamaian dan kasih, kita perlu melakukan langkahlangkah konkret dalam kehidupan kita. Seluruh perbuatan dan gaya hidup kita mestilah mencerminkan perdamaian dan kasih, sehingga keduanya dapat terwujud dalam masyarakat kita, di bumi kita.

Abigail Disney, “Perdamaian adalah sebuah proses. Ini bahkan bukanlah sebuah peristiwa, kejadian. Perdamaian adalah sesuatu yang kita buat, yang kita kerjakan. Perdamaian adalah kata kerja. Perdamaian adalah serangkaian pilihan dan keputusan. Ia harus dipertahankan, diperjuangkan... Perdamaian tidak diamdiam. Perdamaian itu bergemuruh!”



Sumber :  KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA, 2021 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI Penulis: Mulyadi ISBN 978-602-244-708-5 (jil.2)


Tidak ada komentar:

RAS, ETNIS, DAN GENDER

(Kejadian 1-2; Keluaran 22:21; Lukas 10:25-36; Roma 10:12;)  Pendidikan Agama Kristen dan Budipekerti Kelas XII  Tujuan Pembelajaran  Mengan...